Pernahkah Anda merasa kehidupan yang Anda jalani seperti usaha menjaring angin? Demikianlah yang dikemukakan oleh Pengkhotbah, "Segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin." Pengkhotbah hendak menjelaskan kepada kita bahwa hidup ini sungguh tak berarti, bahwa tak ada satu tempat pun yang dapat membuat kita merasa penuh apabila Allah tidak dilibatkan di dalamnya.
Kepuasan yang umumnya bisa kita peroleh dari makanan, minuman, liburan, dan dari banyak hal lainnya, hanya dapat dirasakan kalau kita menyadari bahwa semua itu berasal dari Tuhan. Rasa bangga dan bahagia yang bisa kita peroleh dari hikmah dan pengetahuan, itu pun hanya dapat kita alami jikalau kita menyadari bahwa itu pun adalah pemberian dari Tuhan. Tanpa keberadaan Allah, semua hal yang dicari oleh banyak orang, seperti kesuksesan, kebahagiaan, prestasi, dan apa pun menjadi terasa tak berarti. Terlepas apa pun keadaan lahiriah kita, rasa puas adalah anugerah Tuhan yang kita terima, inilah yang dikatakan oleh Pengkhotbah sebagai karunia untuk menikmati hidup. Tanpa anugerah tersebut, hidup ini bagaikan sebuah kutukan. Karenanya mari kita melihat hidup ini sebagai anugerah Tuhan yang luar biasa, hidup dalam ketergantungan penuh pada-Nya, dengan rendah hati dan penuh ucapan syukur, agar kita menemukan kepuasan di dalam-Nya. Walaupun memang dalam kenyataannya kita akan mengalami kekecewaan dan kegagalan, namun yang terpenting adalah kita menyadari bahwa Tuhan tetap menyertai. Bahkan di saat-saat tersulit sekali pun, kita mampu merasakan keberadan dan kebaikan Tuhan tersebut. Dengan itulah kita yang percaya dapat menjalani hidup ini sepenuhnya. Di mana hati kita hanya akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan penuh yang bersumber dari Tuhan saja. [RS]