Penulis Watchman Nee, yang menghadapi siksaan fisik begitu hebat saat berada dalam penjara komunis di Tiongkok pernah berkata, "Saya belajar untuk menerima setiap persoalan yang ada sebagai sebuah kesempatan untuk pertumbuhan iman." Kita tentu tak asing dengan kisah Hana. Begitu hebat rasa sakit yang dirasakan oleh Hana. Tak cukup menanggung aib karena kemandulannya, ia bahkan kerap dihina oleh madunya sendiri. Sampai satu kali Hana berseru kepada Tuhan dengan hati pedih sambil menangis tersedu-sedu (1 Samuel 1:10). Kita tahu akhirnya Tuhan mendengar seruan Hana, dan melaluinya lahirlah Samuel sebagai seorang nabi, juga merupakan seorang imam, yang mewariskan keimaman Eli.
Pernahkah terbersit di benak Anda, jika saja Penina tidak menyakiti hatinya, maka Hana tak perlu berseru kepada Tuhan atas kepedihannya. Hana tentu tak akan memperoleh anaknya, Samuel, jika tidak diperhadapkan dengan situasi yang membuatnya begitu putus asa. Tetapi Penina telah menjadi "sarana", yang membuat Hana sangat berhasrat untuk mendapatkan seorang anak dari Tuhan. Tuhan telah mengizinkan Hana dalam keadaan yang menyedihkan. Sebagai manusia, naluri kita untuk menghampiri Tuhan begitu besar ketika berada dalam situasi terdesak. Tuhan bisa saja mengizinkan kita berada dalam situasi yang tidak nyaman untuk menumbuhkan iman dan mendatangkan perubahan yang lebih baik dalam hidup kita. Hal itu bisa melalui orang-orang yang mengusik kita atau pun situasi yang mengguncang kita dari kenyamanan, dan mendorong kita untuk menghampiri-Nya. Bagi kita orang percaya, rasa sakit tidak untuk melemahkan apalagi sampai menghancurkan. Sesuai dengan prinsip firman-Nya bahwa berbagai pencobaan akan membuat kita memperoleh buah yang matang (Yakobus 1:2-4). Bila sedang mengalami rasa sakit yang begitu memedihkan hati, membuat kita menderita, ambilah ini sebagai kesempatan untuk berseru pada Tuhan dan melihat suatu perkara besar sedang dikerjakan Tuhan melaluinya. Pesan Tuhan kepada umat-Nya juga berlaku bagi kita, "Hai, umat-Ku yang tertindas, yang dilanda badai dan menderita, Aku akan membangun engkau kembali!" [RS]