Salah satu hal yang perlu kita pelajari sebagai murid Kristus adalah bagaimana berespons ketika kita disakiti. Sebab bukan tak mungkin kita terjebak dalam kebencian dan kepahitan. Sering kali tanpa disadari kita menjadi orang yang sulit mengampuni, dan parahnya lagi kita tidak menyadari bahwa kita termasuk dalam golongan orang-orang yang tidak mau mengampuni. Melalui konteks firman Tuhan hari ini, kita melihat satu pesan Tuhan Yesus ketika seseorang menyakiti kita dan berbuat dosa. Itu sebabnya Yesus mengawali semua perintah ini dengan satu seruan peringatan, "Jagalah dirimu!" Momen ketika kita disakiti orang lain, justru adalah momen di mana kita perlu menjaga atau mengawasi diri dan memperhatikan bagaimana kita harus berespons. Justru diri kitalah yang perlu dijaga. Hal ini harus menjadi perhatian kita, karena inilah yang diberitakan di dalam Alkitab, diperintahkan oleh firman Tuhan, dan dibicarakan oleh Yesus secara langsung.
Menjaga diri bisa kita terapkan dengan memperhatikan respons kita, tidak menjadi pahit hati, serta belajar melatih diri untuk mengampuni. Memperhatikan respons berarti kita bereaksi dengan benar dan tidak membalas saat disakiti. Ketika disakiti, kita juga tidak boleh menjadi pahit hati. Kemarahan saat kita disakiti cenderung menetap di bawah permukaan, yang jika tidak dibereskan akan mempengaruhi kita secara tersembunyi, lalu mengontrol kita, dan akhirnya "mencemari" kita. Alkitab menggambarkan bagaimana kepahitan layaknya seperti akar, yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Itulah sebabnya kita diperingatkan untuk tidak menjauhkan diri dari kasih karunia Allah (Ibrani 12:15). Maka kita perlu menjaga diri dengan senantiasa dekat dan menjaga persekutuan kita dengan Tuhan. Untuk menjaga diri, kita juga harus belajar mengampuni, karena saat mengampuni, sebenarnya kita sedang membebaskan diri dari segala beban-beban dosa. Mengampuni berarti kita memandang orang yang menyakiti kita dengan penuh kasih, tidak mengingat-ingat dan mengungkit-ungkit kesalahan orang tersebut. Dengan demikianlah jiwa kita bisa tenang. Maka bila kita disakiti, seperti kata Yesus, "Jagalah dirimu!" [RS]