Sebagian besar dari kamu pasti sudah mendengar tentang Petrus, murid Tuhan Yesus. Iman Petrus dimulai ketika Yesus berkata, "Ikutlah Aku," Petrus dan saudaranya, Andreas, adalah nelayan dari Galilea. Mereka meninggalkan jala mereka dan mengikuti Yesus, sebagai salah satu dari dua belas murid Yesus, Petrus menyaksikan secara langsung mukjizat dan ajaran Yesus.
Petrus percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Ia merasa kecewa ketika Yesus berkata bahwa Petrus akan menyangkal Dia. Petrus tertidur ketika Yesus berdoa di taman, dan ia menghunus pedangnya untuk membela Yesus ketika Dia ditangkap. Petrus menyangkal Yesus tiga kali seperti yang telah dikatakan Yesus. Namun setelah kebangkitan Yesus dan Ia menampakkan diri kepada Petrus dan murid-murid lainnya, Yesus mengembalikan Petrus untuk melayani di danau Galilea. 12 pasal pertama dalam Kitab Kisah Para Rasul mencatat pekerjaan Roh Kudus melalui Petrus setelah Pentakosta. Tuhan mewahyukan kepada Petrus bahwa Injil adalah untuk semua orang, baik Yahudi maupun bukan Yahudi. Petrus ditangkap dan dipenjarakan karena memberitakan Injil. Petrus menulis surat pertamanya kepada orang-orang percaya yang mengalami penganiayaan dan penderitaan. Petrus menyemangati mereka dan mengingatkan mereka bagaimana menjalani kehidupan suci sebagai pengikut Kristus, sambil menantikan pahala kekal di Surga. Surat Petrus ditulis hampir dua ribu tahun yang lalu, dan saat ini, kita masih menantikan kembalinya Yesus. Sambil kita menanti kedatangan Yesus kembali, Tuhan memanggil kita untuk setia di masa-masa sulit, dan menggunakan waktu kita di bumi ini untuk lebih mengenal dan mengasihi Dia, dan untuk memberi tahu orang lain tentang Dia. Sebagai orang percaya, kita semua dipanggil untuk menjalani kehidupan kasih dan memuliakan Tuhan melalui apa yang kita lakukan dan katakan, bahkan di tengah pencobaan dan kesulitan. Kita dapat mempercayai Yesus apa pun yang terjadi, dan tahu bahwa apa yang kita lakukan tidak akan sia-sia. Bahkan melalui pencobaan dan kesulitan, kita akan diubahkan Tuhan menjadi semakin serupa dengan Yesus. Biarlah pencobaan dan kesulitan yang kita alami menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepada orang banyak gambaran tentang kasih, kesabaran, dan kesetiaan Tuhan kepada kita, anak-anak Tuhan. [EH]