Matius adalah salah seorang dari murid Yesus. Sebelum Matius menjadi murid Yesus, ia bekerja sebagai pemungut cukai. Para pemungut cukai bekerja untuk pemerintah Romawi. Mereka dianggap sebagai pengkhianat karena memungut uang dari sesama orang Yahudi untuk orang Romawi. Para pemungut cukai tidak disukai karena mereka juga memungut uang lebih banyak daripada besar pajak yang seharusnya mereka bayar. Uang lebih yang mereka ambil dari masyarakat Yahudi, menjadi keuntungan pribadi mereka. Jadi para pemungut cukai menjadi semakin kaya raya dengan hasil memeras kaum bangsanya sendiri.
Suatu hari ketika Yesus datang dan memanggil Matius untuk menjadi murid-Nya, Matius segera meninggalkan cara hidup serta pekerjaannya sebagai pemungut cukai. Matius sangat senang dan mengadakan pesta dengan mengundang teman-teman sesama pemungut cukai. Matius ingin teman-temannya juga bertemu Yesus, yang telah menjadi Juruselamatnya. Matius dalam kitab yang ditulisnya menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Daud, Raja orang Yahudi.
Seperti Matius yang diubahkan setelah mengenal Yesus. Hidup kita juga tidak sama lagi seperti yang dahulu. Kalau dulu kita suka berbohong, setelah kita kenal Yesus, kita berubah menjadi anak yang jujur, bahkan kita suka memperkatakan firman Tuhan. Hati kita diubahkan, menjadi hati yang taat, yang selalu rindu membaca firman Tuhan. Rindu untuk selalu datang kepada Tuhan lewat doa dan ucapan syukur kita. Ketika kita bertobat, meninggalkan dosa kita yang lama, memberi hati untuk taat, percaya bahwa Tuhan sudah mengubah hati kita, dan akan mengubah hidup kita, baik dan indah sesuai rencanaNya Tuhan.[JH]