Di Negeri Tiongkok, ketika ada seseorang yang ingin belajar tentang obat-obatan tradisional, maka orang tersebut harus menjadi seorang murid dari seorang tabib dan tinggal bersama dengan tabib tersebut. Selama tinggal bersama dengan tabib tersebut, si murid akan melihat kehidupan sehari-hari dari sang tabib dan mengikutinya. Ia akan melihat bagaimana tabib tersebut meracik obat dan juga menyembuhkan orang. Tentu menjadi murid seperti ini bukan hal yang mudah. Sang murid harus meninggalkan keluarganya, mungkin mengeluarkan biaya yang tidak murah untuk belajar, dan juga harus tunduk kepada peraturan yang sang tabib buat di tempat tinggalnya.
Begitu pula ketika kita menjadi murid-murid Yesus. Ada hal-hal yang harus kita lakukan untuk menjadi murid-Nya. Yesus berkata bagi mereka yang mau mengikut-Nya, harus mau menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Tuhan sepenuh hati. Maksudnya apa? Maksudnya, sebagai murid Yesus kita tidak bisa hidup sembarangan. Kita harus mau mengutamakan kesenangan Tuhan di atas kesenangan kita dan juga siap merasakan hal yang tidak enak karena percaya kepada Tuhan. Hari Minggu bisa kita pakai untuk bersantai dan bermain games, tapi karena kita mau menyenangkan hati Tuhan, kita memilih untuk datang ke gereja beribadah. Kita mau bersikap jujur mengakui kesalahan kita walaupun kita tahu kita akan mendapat marah orang tua kita. Memang untuk meninggalkan hal-hal yang menyenangkan dan memuaskan kita memang tidak mudah, namun jika kita berserah dan meminta pimpinan Roh Kudus, maka Ia akan memampukan kita untuk menjadi murid-murid Tuhan yang sejati. [DP]