Raja Amazia adalah raja Yehuda yang mula-mula melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Ia menaati hukum Taurat, namun masih memperbolehkan rakyatnya menyembah kepada dewa di bukit. Di tengah damainya Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda, tiba-tiba raja Amazia menantang raja Yoas. Amazia berkata, "Mari kita mengadu tenaga!" Dalam bahasa sederhananya, "Ayo kita berkelahi!" Di saat mereka sedang damai, raja Amazia malah mengajak ribut Israel. Raja Yoas awalnya tidak mau, ia menolak karena tidak ada gunanya, namun raja Amazia bersikukuh untuk mengadu tenaga. Maka raja Yoas meladeni tantangan raja Amazia. Mereka berperang di Bet-Semes. Menurut kamu siapa yang menang? Jika kamu berpikir raja Amazia, kamu salah. Karena pemenangnya adalah raja Yoas dari Israel. Mengapa raja Amazia melakukan perbuatan bodoh seperti itu?
Raja Amazia hanya setengah-setengah melakukan perbuatan yang benar. Di satu sisi, ia telah berbuat benar karena melakukan hukum taurat, namun di satu sisi ia tidak berbuat benar karena masih mengizinkan rakyatnya menyembah dewa dan menantang orang lain untuk berkelahi. Jika raja Amazia mengikuti Tuhan dengan sungguh-sungguh, tentu ia tidak akan melakukan perbuatan bodoh tersebut. Anak Tuhan yang tahu kebenaran tidak akan mencari keributan, tidak akan memancing orang lain marah. Ia mengampuni dan lemah lembut. Anak Tuhan juga tidak sombong dan merasa diri lebih hebat. Ia rendah hati dan selalu memberi. Raja Amazia adalah contoh bagi kita bahwa pertobatannya tidak murni. Yesus mengangkat kita jadi anak-Nya dan setelah itu tentu kita harus meninggalkan semua dosa dan cara hidup kita yang lama. Mari kita buang segala perbuatan nakal kita dan hiduplah seperti Tuhan Yesus. [EZ]