Sudah satu minggu ini Bu Julia mengingatkan anak-anak untuk mulai mempelajari perkalian 1 sampai 7. Bu Julia berkata, ia akan mengadakan ujian secara mendadak, jadi Bu Julia tidak akan memberitahu kapan ujian tersebut dilaksanakan, yang pasti semua murid harus bersiap-siap. Benar saja, pada hari Senin pagi, tiba-tiba Bu Julia mengatakan akan mengadakan ujian perkalian. Yosua dan seluruh murid di kelas kaget. Banyak dari mereka karena merasa belum siap, menyontek supaya mendapat hasil yang baik. Namun Yosua memutuskan untuk bersikap berbeda, ia tidak mau menyontek karena ia tahu menyontek bukanlah hal yang menyenangkan hati Tuhan. Yosua tetap mau berlaku jujur dan mengerjakan semampunya. Ketika hasil ujian diberikan, benar saja hasil ujian teman-temannya yang mencontek bagus-bagus. Ada yang 80, 90, bahkan 100. Yosua hanya mendapat 60. Yosua tetap bersyukur atas hasil yang ia peroleh dan berjanji akan belajar lebih giat lagi.
Sikap Yosua di atas, ternyata serupa dengan kisah ketiga tokoh hebat yang kita baca dalam Alkitab hari ini, yaitu, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Saat itu, rakyat harus menyembah dewa patung emas yang diminta oleh Raja Nebukadnezar, tetapi mereka bertiga bersikap berbeda. Mereka tidak mau menyembah patung tersebut karena mereka hanya mau menyembah Tuhan Allah. Tentu tindakan mereka membuat Raja marah yang akhirnya memasukkan mereka ke dapur api. Namun Tuhan tidak tinggal diam! Mereka melindungi Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dari panas nyala api. Hal ini menyadarkan raja bahwa hanya Tuhan saja yang patuh disembah. Kita juga bisa memilih seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Walau kita berbeda dengan orang-orang di sekitar kita, namun ketika kita berbeda karena teguh memegang perintah Tuhan, percayalah damai dan penyertaan-Nya akan selalu bersama kita. [FL]