Raissa sedih sekali. Baru kali ini ia bertengkar dengan sahabat karibnya, Chaca. Mama yang melihat wajah Raissa yang murung bertanya apa yang terjadi. Raissa menceritakan kesedihannya. Ternyata Raissa dan Chaca bertengkar karena Chaca tidak terima dengan kata-kata yang Raissa ucapkan. Saat itu Chaca menceritakan dengan bangga kalau ujian bahasa inggrisnya memperoleh nilai 70. Namun Raissa malah menertawainya dan berkata seharusnya Chaca bisa mendapat nilai lebih baik, karena ujian saat itu mudah. Chaca jadi marah kepada Raissa karena menurut Chaca, Raissa sebagai sahabat harusnya tahu kalau Chaca kurang mahir berbahasa Inggris. Sehingga seharusnya Raissa memberinya semangat. Mama menepuk pundak Raissa, lalu berkata, "Bagus kalau kamu sadar perkataanmu salah." Mama menyarankan Raissa untuk meminta maaf kepada Chacha dan tidak mengulangi kesalahannya.
Apa kamu pernah salah ucap seperti Raissa? Ternyata hal tersebut membuat orang lain menjadi sedih atau marah. Firman Tuhan hari ini, mengingatkan kita agar kita sebagai anak-anak Tuhan bisa berkata-kata dengan hikmat. Maksudnya, setiap ucapan dan kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa menjadi berkat bagi orang lain, bukan sebaliknya. Mulai sekarang, mintalah pimpinan Roh Kudus saat kamu berbicara kepada orang lain. Kalau ada orang lain yang pernah tersakiti oleh perkataanmu, segeralah minta maaf! [RK]