Sebuah kata bijak berbunyi, "Tuhan memberi kita dua mata untuk melihat, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar, karena Tuhan telah merancang kita untuk belajar berbagi hidup dan saling menolong." Sebagai murid Yesus, kita diajar untuk bisa menjadi pendengar yang baik yang tentunya juga akan mengatakan sesuatu yang memberikan semangat dan kekuatan bagi orang yang letih lesu (Yesaya 50:4).
Dalam bacaan firman hari ini, kita mendapati bagaimana Yesus menghampiri murid yang kala itu sedang berduka, kecewa, dan tidak menerima kenyataan. Yesus datang sebagai "orang asing" dan melakukan pendekatan yang menyentuh hati mereka. Sebagai Guru mereka, tentu saja Yesus tahu semua hal tentang murid-Nya, tetapi Yesus tidak menghakimi mereka. Dalam percakapan-Nya, Yesus bahkan tidak mendesak mereka untuk keluar dari kedukaan mereka dan tidak mencoba mengatur mereka. Yesus memberi ruang kepada murid-Nya untuk mengeluarkan semua yang ada dalam hati mereka. Kita mendapati bagaimana kedua murid itu mengekspresikan perasaannya, curahan emosi mereka, duka, kebingungan, pengharapan dan impian mereka yang kandas. Yesus memahami bahwa murid-Nya perlu berbicara jujur, agar Yesus dapat menolong mereka menemukan makna di balik kedukaan mereka, sehingga bisa memberi jawaban yang tepat. Pada akhirnya, ketika Yesus telah mendengar semua curahan hati mereka, barulah di saat yang tepat Yesus menegur mereka. Bila kita perhatikan perkataan Yesus cukup keras, namun murid-murid itu tidak sakit hati. Yesus dengan belas kasih-Nya telah menolong murid-Nya, sehingga mereka memiliki harapan kembali dan memiliki sudut pandang yang benar. Yesus yang tadinya datang sebagai "orang asing", akhirnya mereka dengar, terlibat dalam percakapan mendalam, sampai menjadi seorang teman yang diingini, sehingga mereka mendesak Yesus untuk ikut mereka. Melalui kisah ini, Yesus mengajarkan hal berharga tentang bagaimana membangun sesama. Dalam relasi kita, ada saja orang-orang yang lemah dan butuh dikuatkan. Sudahkah kita membagi hidup untuk mereka yang membutuhkan, merangkul mereka dalam kasih dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan hidup mereka. Seperti Yesus, milikilah hati yang mau menolong, yang membangkitkan semangat mereka. [RS]