Istilah over-saver biasa mengacu kepada orang yang pelit pada diri sendiri. Baginya mengeluarkan uang adalah hal berbahaya, sehingga mereka menabungkan semua penghasilannya. Orang over-saver sulit bahkan enggan menggunakan uang tabungan itu untuk apa pun. Biasanya ia panik ketika melakukan transaksi, bahkan sekadar membayar minuman yang tidak seberapa mahal bisa membuatnya merasa bersalah, terlalu memperhitungkan segalanya, menjadikan kebutuhan sebagai prioritas kedua, tidak ikut hangout karena berpikir itu suatu kegiatan yang memboroskan.
Kita perlu memahami bahwa menabung adalah penting. Alkitab sendiri memerintahkan kita untuk menyimpan dan menumbuhkembangkan uang, "Tanamlah uangmu dalam usaha di luar negeriâ¦, Tanamlah modalmu di berbagai niaga; carilah usaha sebanyak-banyaknya." (Pengkhotbah 11:1-2 BIS); "Orang bijak meninggalkan warisan bagi anak cucunya." (Amsal 13:22). Artinya, Tuhan tidak menentang perihal menabung, namun jangan kita lupa menikmati kehidupan karena fokus hanya menabung. Dibutuhkan keseimbangan hidup dalam mencari dan menggunakan penghasilan yang kita peroleh. Kita bisa mempersiapkan masa depan yang baik tanpa mengabaikan bahkan mengorbankan kebahagiaan masa sekarang. Seperti yang diutarakan oleh Raja Salomo bahwa tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Bahwa inipun dari tangan Allah. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia? (Pengkhotbah 2:24-25). Kita dapati bahwa menikmati kehidupan adalah karunia dari Tuhan. Rasakanlah karunia Tuhan ini. Tentunya dengan pengaturan yang bijak, kita perlu menabung dan menjalani kehidupan yang nyaman dan bahagia di masa kini. Nikmatilah kebahagiaan dengan orang-orang yang kita cintai, seperti liburan bersama, makan di luar bersama, dan memperhatikan kebutuhan mereka. [RS]