Adakah di antara kita yang tidak pernah merasa bosan? Bosan diartikan sebagai perasaan jemu atau jenuh karena sudah terlalu sering, terlalu banyak, atau terlalu lama. Antropolog Helen Fisher mengatakan bahwa bosan adalah kondisi perasaan yang tidak menyenangkan dan bersifat sementara, di mana seseorang merasa kehilangan minat dan sulit berkonsentrasi terhadap aktivitas yang sedang dilakukannya. Kita mendambakan sesuatu yang baru (fresh) dari rutinitas yang berulang dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu. Hidup ini bukanlah film laga, maka sangat mungkin bagi kita mengalami saat-saat kebosanan. Mengalami kebosanan bukanlah dosa, tapi sikap dan keputusan yang timbul dari kebosanan sangat mungkin membahayakan iman kita.
Sedapat mungkin, ketika kita merasa bosan, hal itu tidak boleh berujung pada hal negatif seperti kemalasan dan dosa lainnya. Kita dapat belajar mengatasi kebosanan dari kisah salah satu rasul kita, Paulus. Di dalam Kisah Para Rasul 17:16 English Standard Version, dikatakan bahwa ketika Paulus sedang menunggu Timotius dan Silas di Atena, semangat terpancing dalam dirinya ketika ia melihat bahwa kota itu penuh dengan berhala. Ia bertukar pikiran di sinagoga dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang saleh, dan di pasar setiap hari dengan mereka yang kebetulan ada di sana. Menunggu Timotius dan Silas yang harus menempuh perjalanan 400 kilometer lebih tidaklah sebentar. Seandainya Anda berada di posisi Paulus, apa yang akan Anda lakukan? Menunggu rentan menyebabkan kebosanan. Tapi kita belajar dari apa yang dilakukan Paulus, ia memilih mengisi waktunya dengan kreatif. Tentunya hal itu didorong dari apa yang menjadi keresahan sekaligus ketertarikannya. Contoh sederhananya, coba tanyakan pada diri kita masing-masing, mengapa kita tidak pernah merasa bosan makan nasi yang rasanya selalu sama? Jawabannya adalah karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, dengan cara masak yang berbeda, atau dengan cara saji yang berbeda. Ini berbicara variasi, modifikasi, dan kreativitas tentunya. Mematikan kebosanan menjadi tantangan tersendiri, kita hanya memerlukan usaha untuk memancing semangat kreativitas dari apa yang menjadi keresahan dan ketertarikan kita. Hal pertama yang paling penting untuk memicu gairah hidup kita adalah melakukan aktivitas rohani seperti bernyanyi, bermain musik, membaca firman Tuhan dan renungan. Modifikasi atau tambahkan hal baru dari rutinitas kita seperti belajar hal baru, membaca, bersosialisasi, menghubungi anggota keluarga, mengedit foto, berolahraga, mengganti suasana meja kerja, memasak, berkebun dan banyak kegiatan positif lainnya. Orang Kristen sudah seharusnya hidup penuh dengan gairah, mengatasi kebosanan dengan kreativitas yang positif harus menjadi keahlian kita. [LS]