Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dikenal suatu asas yaitu praduga tak bersalah (presumption of innocent). Bahwa setiap orang yang menjadi tersangka, ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan di muka sidang, wajib dianggap tidak bersalah sampai ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah berkekuatan hukum tetap. Jika asas ini dianalogikan dalam kehidupan kita sehari-hari, sudah jelas bahwa penilaian pribadi yang berkembang menjadi gosip, fitnah, dan penghakiman pada seseorang mutlak dilarang.
Firman Tuhan jauh lebih dulu memperingatkan kita bahwa menyebarkan gosip atau fitnah sama dengan mengancam hidup sesama kita. Kita semua tahu bahayanya suatu gosip dan fitnah dapat menghancurkan gambar diri (image) seseorang di hadapan orang lainnya. Akarnya seringkali adalah penilaian pribadi yang diceritakan seolah-olah menjadi fakta. Kita perlu berhati-hati, ini adalah dosa yang keji. Berapa kali kita melihat gerak-gerik seseorang dan membacanya dengan cara yang paling buruk dan tidak adil? Kita tidak pernah tahu seseorang mungkin sedang bergumul dengan satu masalah atau kondisi tertentu. Karena itu, sebelum kita menarik kesimpulan tentang seseorang, kita perlu ingat bahwa kita dipanggil untuk membaca segala sesuatu melalui lensa Firman Tuhan, bukan lensa pribadi yang bersemangat untuk menyebarkan keburukan seseorang. Ingat, gosip, fitnah, dan penghakiman adalah manifestasi dari penyakit hati seperti kebencian, kecemburuan, dan iri hati. Hati yang secara diam-diam menyimpan salah satu dari motif dosa ini pasti dipenuhi pula dengan kata-kata dan tanggapan yang berdosa (Lukas 6:45). Oleh sebab itu, daripada sibuk memaparkan penilaian pribadi kita yang negatif, lebih baik senantiasa mengingat bahwa Kristus telah mengampuni kita yang berdosa, berdoa bagi sesama dan menjaga diri agar tidak berbicara jahat tentang mereka. Ketika kita tergoda menarik kesimpulan tentang seseorang, mari hidupi asas praduga tak bersalah, ini adalah praktik yang baik untuk menghindari kita dari dosa terhadap Tuhan dan sesama. [LS]