Iman pada dasarnya bukanlah hal intelektual. Iman adalah hal yang sederhana, seperti yang dikatakan dalam lagu anak-anak: "Yesus mengasihi aku. Ini aku tahu, karena Alkitab mengatakan demikian." Iman adalah percaya dan kagum akan keajaiban yang dilakukan Kristus. Tetapi seringkali, sebagai orang dewasa, kita memperumit iman kita dengan pemikiran teologis, berbagai macam pertimbangan, kekhawatiran, dan ketakutan. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk menjadi seperti anak kecil di dalam Yesus.
Memiliki iman seperti anak kecil bukan berarti bersifat kekanak-kanakan. Untuk memiliki iman seperti anak kecil, kita harus mengingatkan diri kita bagaimana seorang anak kecil dengan kelembutan hati nurani, keterbukaan emosi dan perasaan, kreativitas dan imajinasi, kekaguman, sukacita, harapan, keceriaan, semangat dan energi tanpa batas, selalu berpikir yang terbaik tentang hidup, dan memiliki kemauan untuk belajar dan berkembang. Mereka tidak pernah khawatir dalam memenuhi kebutuhan mereka. Mereka tidak membiarkan ego menghalangi mereka saat mereka membutuhkan bantuan. Mereka tidak menempatkan rintangan intelektual sebagai penghalang keyakinan. Memiliki iman seperti anak kecil berarti mendekati Tuhan dengan kerendahan hati, kepercayaan, serta iman yang sederhana dan murni. Tetapi, sama seperti seorang anak kecil yang sulit untuk bisa berinteraksi apalagi percaya dengan orang asing, akan sulit juga bagi kita untuk memiliki iman seperti anak kecil jika kita tidak memiliki pengenalan yang dalam akan Tuhan. Kita perlu membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan. Iman yang menghilangkan keraguan dan ketakutan. Iman yang membuat hidup kita penuh dengan pujian dan ucapan syukur. Mari kita belajar untuk dapat mempercayai Dia dengan kesederhanaan seperti anak kecil. [EH]