Karena pandemi, tidak sedikit anak-anak Tuhan yang mengalami kemunduran secara rohani. Bahkan banyak yang mundur dari gereja karena berbagai alasan. Fenomena ini akhirnya menyebabkan beberapa gereja mengalami degradasi. Beradaptasi dengan ibadah secara online belum tentu dapat dilakukan sepenuhnya oleh semua orang. Apalagi jika melakukannya sendirian, seringkali muncul perasaan kesepian atau terisolasi.
Hal ini tidak boleh dibiarkan terus menerus, kemunduran rohani harus dilawan. Jika kita belajar dari jemaat mula-mula, kita dapat melihat bahwa mereka memiliki hubungan satu sama lain yang begitu kuat, bahkan ada yang sampai menjual harta miliknya dan membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai keperluannya. Karena alasan inilah, jemaat mula-mula menjadi kuat, berdampak, bahkan jumlahnya terus bertambah hari lepas hari. Mereka membuat gereja menjadi keluarga kedua bagi mereka, di mana mereka saling memperhatikan dan menopang satu sama lain. Bukan hanya sebuah hubungan yang erat, bahkan terdapat kesatuan hati untuk terus bertekun dalam pengajaran firman Tuhan, sehingga kerohanian mereka selalu teguh dan kuat menghadapi segala keadaan. Inilah esensi gereja yang sesungguhnya. Gereja bukan hanya sekedar perkumpulan untuk kebaktian secara rutin. Setiap anak-anak Tuhan tidak diciptakan untuk hidup individualis, namun hidup dalam persekutuan. Ketika kita bersekutu dengan orang-orang percaya lainnya, kita saling bekerja sama dalam kasih dan perbuatan baik. Kita bisa mendapatkan kasih sayang dan rasa penerimaan yang tulus dari orang-orang sekeliling kita. Mari kita semakin lagi bertumbuh dalam Tuhan lewat persekutuan dan komunitas yang ada di dalam gereja kita! Kiranya kita sanggup melewati segala musim hidup kita. [KH]