Seorang peneliti medis dan virolog Amerika Serikat bernama Jonas Salk adalah penemu dan pengembang vaksin polio pertama di dunia. Sedari duduk di bangku kuliah, Salk sudah memperlihatkan sikapnya yang dermawan. Ia rela keluar dari perkumpulan kawan sebayanya karena berkeinginan untuk melakukan penelitian medis. Yang lebih luar biasa adalah ia menolak mematenkan vaksin polio yang ia temukan, sebab ia berharap agar vaksin ini dapat diperbanyak dengan cepat, luas, dan sebanyak mungkin. Menurutnya proses paten hanya akan menunda percepatan tersebut. Ketika ditanya tentang siapa yang memiliki paten ini, Salk menjawab, "Tidak ada paten. Dapatkah kalian mematenkan matahari?". Saat ini, setiap anak dapat dengan mudah mendapatkan vaksin tersebut dan penyakit polio dapat dianggap sebagai sejarah karena hampir punah.
John Salk memang telah tiada, tapi ia meninggalkan nama yang harum. Keuntungan pribadi ia kesampingkan dan lebih memilih untuk membantu sesama manusia. Tidak ada yang dapat membantah bahwa kehidupan yang berarti dan terhormat memiliki "aroma" yang tak lekang oleh waktu, dibandingkan minyak wangi yang mahal sekalipun. Tepat seperti hikmat Pengkhotbah bahwa "nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal". Sekarang pilihan ada di tangan kita masing-masing, seperti apa nama kita akan dikenang orang lain tergantung pada apa yang kita lakukan semasa hidup. Mulailah dari hal sederhana, seperti menjadi orang yang menyenangkan, memberi kesan yang baik kepada setiap orang yang bertemu kita, dan menjadi orang yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya. Bukankah itu arti hidup Kristen yang sesungguhnya? [LS]