Novel seri "The Lord of the Rings" ditulis oleh J.R.R. Tolkien. Bukunya sangat populer hingga diangkat menjadi film yang juga terkenal dan sukses. Namun di balik kesuksesan novel ini, ada cerita yang unik. Tolkien menghabiskan beberapa dekade mengerjakan apa yang diharapkan akan menjadi pencapaian puncak dalam karirnya. Tetapi ketika Perang Dunia II memuncak di seluruh Eropa, kemajuan Tolkien dalam proyek tersebut sangat melambat. Ketika invasi terjadi di Inggris, Tolkien mulai putus asa. Untungnya Tolkien mengelilingi dirinya dengan komunitas Kristen. Komunitas ini terdiri dari orang-orang yang berbagi kasih Tolkien kepada Tuhan dan sastra. Penulis The Chronicles of Narnia, C.S. Lewis juga termasuk di dalamnya. Selama dua dekade, mereka sering berkumpul untuk saling mendorong dalam menyelesaikan pekerjaannya. Mereka juga saling mengingatkan bahwa tindakan sederhana menyelesaikan pekerjaan menunjukkan kesetiaan kita pada panggilan Tuhan. Dengan begitulah Tolkien dapat melanjutkan dan menyelesaikan buku "The Lord of the Rings" hingga menjadi salah satu novel terlaris sepanjang masa.
Setiap kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik. Seperti yang ditunjukkan dari kisah Tolkien kepada kita, bahwa komunitas Kristen merupakan hal penting yang harus kita miliki agar kita dapat terus teguh dalam melakukan pekerjaan baik. Tanpa persekutuan teratur dengan orang percaya lainnya, Tolkien mungkin tidak akan pernah menyelesaikan "The Lord of the Rings", dan Lewis mungkin tidak akan pernah menyelesaikan "The Chronicles of Narnia". Sama dengan kita, saat kita melakukan pekerjaan baik di dunia ini, kita membutuhkan persekutuan yang teratur dengan saudara seiman untuk dapat saling menguatkan, mendorong dalam kasih, dan dalam pekerjaan baik yang harus kita tuntaskan. Oleh sebab itu, putuskan saat ini juga untuk bergabung dalam komunitas rohani. [SF]