Banyak orang memandang pekerjaan secara tidak proporsional. Ada yang memandangnya sebagai kutukan, ada yang memandangnya sebagai keterpisahan dari apa yang mereka anggap sebagai pelayanan, ada yang menjadikannya berhala, dan tidak sedikit orang yang mengharapkan identitas serta tujuan hidup dari pekerjaan. Beberapa masalah yang dapat timbul dari pandangan-pandangan yang tidak proporsional tentang pekerjaan adalah kekecewaan, pekerjaan menjadi beban, atau pekerjaan menjadi tuan atas diri kita.
Alkitab versi The Message menyatakan bahwa setelah Raja Salomo melihat keadaan bumi, cara terbaik untuk hidup adalah dengan menjaga diri, bersuka ria, dan memanfaatkan pekerjaan apa pun yang kita miliki selama Tuhan mengaruniakan hidup kepada kita. Jadi, pandangan yang paling proporsional dalam memandang pekerjaan adalah sebagai sarana menikmati hidup. Tuhan juga bekerja dan Ia menikmatinya. Kejadian 1:31 BIS menyatakan bahwa, "Allah memandang segala sesuatu yang telah dibuat-Nya itu, dan Ia sangat senang." Untuk dapat menghayati pekerjaan sebagai sarana menikmati hidup, kita perlu tahu unsur-unsur yang melekat di dalamnya. Penulis Doug Sherman memberikan lima alasan mengapa pekerjaan itu berharga di mata Tuhan. Ini sekaligus membantu kita merealisasikan pekerjaan sebagai sarana menikmati hidup, yaitu melalui pekerjaan, kita melayani sesama. Melalui pekerjaan, kita memenuhi kebutuhan kita sendiri. Melalui pekerjaan, kita memenuhi kebutuhan keluarga kita. Melalui pekerjaan, kita mendapatkan uang untuk diberikan kepada orang lain. Melalui pekerjaan, kita mengasihi Tuhan. Inilah esensi dari pekerjaan kita sebagai sarana menikmati hidup. Apapun pekerjaan yang saat ini Tuhan percayakan kepada kita, pastikan kelima unsur tersebut terpenuhi. Sebab tidak ada yang lebih baik bagi kita daripada bergembira dalam pekerjaan yang kita jalani. [LS]