Setiap kita pasti pernah bertemu dengan seseorang yang berjanji melakukan sesuatu bagi kita namun gagal memenuhinya. Mungkin rekan kerja yang kita andalkan gagal menepati perkataannya sendiri, seorang teman yang berkali-kali mengajak Anda bertemu minum kopi dan ketika Anda menindaklanjutinya, ternyata mereka tidak pernah bisa berkomitmen, atau bahkan anggota keluarga Anda yang sepertinya memberikan janji manis untuk bekerja sama dalam sebuah proyek, namun hingga detik ini proyek itu tak pernah terealisasi. Apa pun kasusnya, ketika seseorang gagal berkomitmen atas janjinya, kita kecewa. Dalam kasus yang lebih berat, kita dapat mengalami trust issue atau masalah kepercayaan, dan masalah kepercayaan adalah hal yang sulit untuk dibangun kembali.
Disakiti dan dikecewakan manusia sudah tak lagi mengagetkan. Namun syukurlah hari ini kita dapat membaca satu penghiburan bagi kita. Kita memiliki Tuhan yang tak pernah gagal menepati janji-Nya. Ia adalah Tuhan yang menjaga firman-Nya. Ia tak seperti manusia yang bahkan mungkin berniat menepati janji tetapi kemudian gagal menepati karena ada sesuatu hal tak terduga terjadi. Sebab kata-kata-Nya penuh kuasa, Ia hanya perlu berbicara dan dunia menjadi ada (Kejadian 1), angin dan hujan pun tunduk perintah-Nya (Markus 4:39), terlebih lagi di dalam Kristus, janji Allah digenapi (Yeremia 31:33). Kematian Kristus di atas kayu salib menjadi pengingat bagi kita atas kesetiaan Allah dalam menepati firman-Nya. Jika Ia mengatakan akan melakukan sesuatu, kita tahu dan percaya bahwa Ia akan menggenapinya, karena Ia adalah Tuhan yang mengendalikan segala sesuatu termasuk masa depan. Dengan mengetahui fakta bahwa Allah kita adalah Tuhan yang tepat janji dan Ia telah memberikan Roh-Nya yang menjaga kita dalam berkata-kata, Ia mengharapkan kita melakukan yang sama. Firman-Nya sudah mengingatkan, "Membuat janji kepada TUHAN tanpa memperhitungkan biayanya adalah suatu perbuatan yang bodoh dan ceroboh." (Amsal 20:25 FAYH). Mari berpikir sebelum berjanji. Pertimbangkan konsekuensi yang akan terjadi jika kita gagal menepati janji sekecil apapun itu, dan ketika orang lain mengecewakan kita, mari ampuni mereka, sebab kita tahu betapa sulitnya untuk menepati kata-kata kita sendiri. [LS]