Raja Hizkia merupakan salah satu raja yang terkenal karena kesalehannya. Sekalipun ayahnya hidup menyembah berhala, namun Ia tetap melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Dalam masa pemerintahannya, raja Hizkia melakukan banyak revitalisasi rumah ibadah, memulai kembali ibadah keagamaan yang sudah hilang. Bahkan, ia menghancurkan tugu berhala dan merobohkan bukit pengorbanan yang menyakitkan hati Tuhan. Sehingga, Alkitab berkata dalam 2 Tawarikh 31:20-21, raja Hizkia melakukan apa yang baik, jujur, benar, serta melakukan semua itu dengan segenap hati. Sehingga segala usahanya dibuat Tuhan menjadi berhasil. Bahkan, ketika raja Hizkia sakit, Tuhan memberikan kesembuhan disertai bonus umur panjang.
Kesalehan seseorang akan membawa perkenanan Tuhan dalam hidupnya. Tuhan mencari orang-orang yang memiliki integritas untuk menjadi teladan dalam kesalehan. Seperti Hizkia yang berdiri teguh disaat yang lain hidup menyembah allah lain, demikianlah kita seharusnya berdiri teguh untuk hidup dalam kesalehan di saat yang lain hidup menuruti hawa nafsunya. Jika kita membaca kisah raja Hizkia seutuhnya di 2 Tawarikh 29-32, kita dapat melihat bahwa tidak mungkin orang benar ditinggalkan oleh Tuhan. Karena Tuhan tahu, hidup dalam kebenaran tidaklah mudah, dan penuh dengan tantangan. Banyak keputusan sulit yang sepertinya terlihat merugikan jika tetap berpegang teguh dalam kebenaran. Namun, Amsal 11:5 berkata bahwa jalan orang saleh diratakan oleh kebenarannya, tetapi orang fasik jatuh karena kefasikannya. Percayalah bahwa Tuhan hadir dan menyertai langkah orang-orang yang mau membayar harga untuk kesalehannya. Apa yang saat ini terlihat rugi karena kebenaran, pasti akan mendatangkan kemuliaan di kemudian hari. Sehingga seumur hidup kita, kita selalu hidup dalam kemuliaan-Nya. [KH]