THE IMPORTANCE OF FAMILY DISCIPLESHIP

Rabu,01 Februari 2023

BACAAN NDC BIBLE STUDY

AYAT HAFALAN

Mazmur 78:4

RENUNGAN INSPIRASI

Ketika seseorang diminta untuk memikirkan keluarga, banyak dari mereka yang tidak memiliki testimoni indah dan menyenangkan. Bahkan Kitab Suci secara terbuka mengisahkan banyak cerita tragis dalam keluarga. Kita ditunjukkan dampak yang sangat menghancurkan dari dosa terhadap keluarga. Adam dan Hawa berdosa, Adam menyalahkan istrinya, Hawa menyalahkan ular (Kejadian 3). Di bawah asuhan mereka, putranya bisa membunuh saudaranya sendiri (Kejadian 4). Abraham, menikahi dua istri, dan meminta satu istri serta anaknya keluar dari rumah (Kejadian 21). Yakub seperti kakeknya, menikahi empat istri, memiliki dua belas putra yang menjual adiknya sendiri sebagai budak (Kejadian 37). Daud juga memiliki beberapa istri. Anaknya, Amnon memperkosa saudara perempuannya, Tamar, dan saudara dari Tamar yaitu Absalom membunuh Amnon. Daud juga harus mengalami pertempuran dengan anaknya sendiri.
Melihat fakta-fakta Alkitab, kita sendiri jadi sadar bahwa baik sebagai suami atau istri, sebagai orang tua secara bersama-sama, atau sebagai anak, kita mungkin sering merasa tidak mampu menjalankan peran kita masing-masing dalam keluarga, apalagi ketika kita mengingat pengenalan diri sendiri akan Tuhan dan firman-Nya. Meski demikian, tidak ada kata terlambat bagi setiap kita untuk dapat memiliki hubungan yang Tuhan maksudkan di dalam keluarga. Pemazmur di dalam Mazmur 78 memberikan kita nasihat dengan perikop "Pelajaran dari sejarah". Ada tiga hal penting dari apa yang dikatakan Pemazmur mengenai hal yang tidak akan disembunyikannya kepada generasi penerus, yaitu puji-pujian bagi Tuhan, kekuatan Tuhan, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib. Ini semua akan efektif dilakukan jika kita secara sengaja dan intensional melakukan pemuridan di dalam keluarga. Selain untuk mengajarkan puji-pujian bagi Tuhan, kekuatan Tuhan, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, dalam proses pemuridan keluarga, kita akan menemukan diri kita memerlukan disiplin, koreksi, pertobatan, dan pengampunan yang tiada habisnya. Hal ini bukan hanya dimaksudkan untuk mencapai hubungan yang Tuhan maksudkan di dalam keluarga, tapi juga karena Allah memandang kepasifan sebagai dosa. Sebagaimana yang Tuhan katakan kepada Samuel mengenai Imam Eli dan keluarganya, "bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka!" (1 Samuel 3:12-13). Karena itu, pemuridan keluarga bukanlah pilihan, tapi perintah Tuhan. Mari di sepanjang bulan kasih sayang ini, kita orang-orang percaya mempraktikkan pemuridan keluarga kita masing-masing, sehingga keluarga kita bisa menjadi alat kemuliaan Tuhan. [LS]

Setelah Anda menyelesaikan bagian Tantangan, tuliskanlah kesimpulan dari hasil diskusi tersebut dan kira-kira kesepakatan apa yang Anda buat di dalam keluarga?
©2017 NDC Ministry. All Rights Reserved.
Powered by GerejaSoft.com