A FAMILY OF SUBMISSION

Senin,06 Februari 2023

BACAAN NDC BIBLE STUDY

AYAT HAFALAN

Yakobus 4:7

RENUNGAN INSPIRASI

Kebudayaan kita saat ini sering mempromosikan pemahaman yang tidak alkitabiah tentang peran gender dalam pernikahan, lebih banyak mengutamakan anak daripada pasangan, menilai pergaulan bebas sebagai hal yang dapat diterima dalam rangkaian ikatan pernikahan, dan juga turut mempromosikan kemakmuran atas penyatuan melalui pernikahan.
Ketidakmampuan kita dalam membendung pengaruh yang salah dari budaya saat ini adalah akibat dari kebutaan rohani. Kebutaan rohani yang dimaksud adalah ketidakmampuan dalam memahami, mengidentifikasi dan menerapkan kebenaran. Di dalam keluarga, kita dapat melihat bagaimana kebutaan rohani selalu menimbulkan konflik. Adam dan Hawa berdosa dan mereka saling menyalahkan atas dosanya (Kejadian 3:12-13). Sarah adalah orang yang menyuruh Abraham mengambil Hagar sebagai istri namun kemudian menyalahkan Abraham atas perbuatannya (Kejadian 16:2-5). Kita tak dapat menampik hal-hal demikian seringkali terjadi di dalam keluarga kita. Hubungan di dalam keluarga pada umumnya mengalami banyak pergumulan akibat kebutaan rohani masing-masing anggotanya. Mereka terlalu sering menyalahkan orang lain, tanpa melihat ke dalam dirinya sendiri. Padahal Yesus selalu meminta kita untuk memeriksa diri kita terlebih dahulu sebelum kita menyalahkan orang lain. Itu sebabnya kita harus mencegah kebutaan rohani melalui satu kebiasaan baik, yaitu tunduk pada kehendak Tuhan atas keluarga kita. Tuhan paling sering memanggil kita untuk tunduk pada kehendak-Nya di tengah konflik atau masalah keluarga. Jadi tunduk pada kehendak Tuhan bisa berarti mengampuni anggota keluarga yang menyakiti kita. Tunduk pada kehendak Tuhan juga artinya tunduk pada anggota keluarga lainnya dalam kasih. Sebelum Paulus meminta para istri untuk tunduk pada suaminya, ia berkata, "Untuk menghormati Kristus, hendaklah kalian tunduk satu sama lain." (Efesus 5:21 BIS). Sebab itu pula yang Yesus lakukan ketika Ia membasuh kaki para murid. Selain itu, tunduk kepada Tuhan juga berarti setia menanggung hubungan yang sulit dalam keluarga. Hagar tidak memiliki jaminan bahwa Sarah akan menjadi lebih baik meski Tuhan berjanji memberkati keturunannya. Namun ia diminta Malaikat Tuhan untuk kembali dan membiarkan diri ditindas di bawah kekuasaan Sarah (Kejadian 16:9). Seringkali itu adalah kehendak Tuhan bagi kita. Ia memanggil kita untuk bertekun dalam kehendak-Nya. Jadi, mari kita lakukan kebiasaan untuk tunduk pada kehendak Tuhan, supaya kita tidak mengalami kebutaan rohani yang selalu mengakibatkan ketidakpekaan kita atas dosa yang terjadi dalam keluarga. [LS]

Apa kesulitan atau perselisihan yang saat ini terjadi dalam keluarga Anda? Bagaimana Anda menjadikannya sebagai sarana yang memperlihatkan ketundukan Anda kepada Tuhan?
©2017 NDC Ministry. All Rights Reserved.
Powered by GerejaSoft.com