Jika boleh jujur, kebanyakan dari kita bermimpi untuk bisa memegang kendali atas segala sesuatu. Kita membayangkan kebanggaan, kepuasan, dan kesenangan yang akan kita alami dari pencapaian semacam itu. Kita memikirkan apa saja yang akan kita lakukan saat kita memiliki kendali penuh. Satu orang yang memiliki kekuasaan semacam ini adalah Yusuf (Kej. 41:41).
Yusuf telah menjadi penguasa nomor dua di Mesir. Ia juga yang mengepalai penjualan gandum pada tahun-tahun kelaparan yang menjadi bencana internasional. Orang-orang dari negara sekitar mendengar bahwa hanya Mesir yang memiliki persediaan untuk bertahan hidup dari kelaparan. Coba Anda bayangkan, pikiran apa yang akan terlintas dalam benak seseorang dalam posisi seperti Yusuf. Jika kita berpikir bahwa ujian-ujian Yusuf telah berakhir semenjak ia menjadi penguasa Mesir, nyatanya tidaklah demikian. Ujian yang tidak kalah berat bagi karakter Yusuf adalah saat dimana ia harus berhadapan dengan saudara-saudaranya yang amat sangat melarat dan tidak berdaya, sementara Yusuf memiliki kekuasaan tak terbatas. Diuji melalui situasi yang sangat memungkinkan kita untuk membalas dendam adalah situasi yang tidak kalah menantang. Beberapa dari kita seperti Yusuf, kita paling banyak diuji oleh kekuatan dan kekuasaan yang kita miliki, termasuk di dalam cara kita menggunakannya. Dalam praktiknya, tak jarang kita melakukan "power abuse" (penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan), dimulai dari hal-hal yang tampak kecil, hingga skop yang lebih besar. Apalagi jika kondisi kita seperti Yusuf, yang dapat dengan mudah mendahulukan perasaan dan kepentingannya, serta membalas kekejian saudara-saudaranya. Tapi Yusuf justru menggunakan kekuatan dan kekuasaannya untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka. Jadi, ketika kekuasaan sah-mu diuji, ingatlah bahwa kekuasaan sama halnya dengan uangâtidak jahat, tapi harus dikelola dengan takut akan Tuhan, sebab Ia-lah yang mengaruniakannya. Dengan demikian, kekuasaan dapat digunakan untuk melayani orang lain, mencapai kepentingan bersama, dan mencapai tujuan lainnya yang Tuhan kehendaki. [LS]