Bayangkan seorang pelukis yang memulai dengan kanvas kosong, membuat sebuah garis, membentuk, dan memilih warna. Mereka menunggu setiap lapisan cat mengering sebelum menambahkan lapisan berikutnya. Setiap goresan kuas dan setiap lapisan warna yang ditambahkan, bukanlah hasil yang langsung terlihat jelas pada awalnya. Diperlukan waktu agar sebuah lukisan terbentuk dengan sempurna. Monalisa misalnya, mahakarya ini diselesaikan selama empat tahun oleh Leonardo da Vinci, bahkan ada yang percaya ia terus menyempurnakannya selama 10 tahun lebih. Setelah waktu yang panjang, barulah nampak gambaran indah seorang wanita.
Bukan hanya melukis gambar yang membutuhkan waktu, kita pun di dalam melukis masa depan, membutuhkan waktu. Namun masalahnya, kita sering kali ingin segera melihat hasil yang instan. Mengambil langkah dan keputusan semau kita, dan menghindari proses. Padahal segala hal yang bernilai tentu membutuhkan proses. Seperti seorang pelukis yang sabar, kita pun harus sabar dalam meniti masa depan. Karena dalam proses inilah sebenarnya Tuhan sedang membentuk kita. Saat kita merasa lelah, ragu, dan bertanya-tanya apakah masa depan indah benar-benar akan terwujud, firman Tuhan berkata, tantangan dan kesulitan membuat iman kita bertumbuh semakin kuat. "Karena, apabila kesabaran Saudara telah berkembang sepenuhnya, maka Saudara akan sanggup menghadapi segala sesuatu. Saudara akan berwatak kuat, tanpa cela atau kekurangan suatu apa pun" (Yakobus 1:4 FAYH). Bila saat ini kita sedang ada dalam satu tahap kehidupan yang tidak menyenangkan, peganglah janji Tuhan ini. Ada kalanya kita harus menghadapi kegagalan atau menemui jalan buntu. Namun jangan pernah berhenti. Putar balik dan cari jalan lain. Kita harus terus maju, belajar dari kesalahan, dan kembali mencoba. Seperti lukisan yang semakin indah seiring berjalannya waktu, begitu pula hidup kita yang semakin kuat dan penuh makna karena adanya perjuangan. Karena sejatinya, perjalanan itu sendiri adalah bagian dari keindahan yang akan terbentuk. Dalam setiap goresan usaha, setiap lapisan harapan, masa depan kita perlahan menjadi lukisan yang indah dan bermakna di tangan Tuhan. [RS]