Bacaan Alkitab hari ini menunjukkan bagaimana krisis yang dialami Rahab menjadi sebuah kesempatan baik baginya. Ketika Yosua mengirim pengintainya untuk menguasai Yerikho, kemungkinan sudah ada desas-desus tentang perang antara Israel dan Yerikho. Rahab bisa saja memilih untuk berdiam diri dan tidak melakukan apa pun, sebab melindungi pengintai merupakan risiko besar yang bisa berujung pada hukuman mati karena dianggap sebagai pengkhianatan. Namun, Rahab mengambil keputusan berani: ia melihat peluang untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari pembantaian (ayat 9-14). Rahab memiliki iman yang kuat bahwa Tuhan Israel lebih berkuasa daripada Yerikho. Ia yakin bahwa kehancuran Yerikho sudah dekat dan memilih untuk bertindak berdasarkan imannya. Keputusannya menjadi titik balik yang mengubah hidupnya.
Melalui kisah Rahab, kita belajar bahwa krisis bisa datang kapan saja, namun dengan hikmat yang Tuhan berikan, krisis bisa kita prediksi, perhitungkan, bahkan kita jadikan kesempatan untuk merubah nasib, seperti yang dilakukan oleh Rahab. Hal pertama yang paling penting bagi kita adalah memiliki iman bahwa Tuhan sudah mempersiapkan solusi untuk setiap krisis yang kita alami. Dalam situasi sulit sekali pun, sering kali muncul peluang yang tidak terduga. Yang penting adalah kesiapan dan keberanian kita untuk mengambil peluang tersebut agar jangan sampai kita melewatkan momentum penting. Apa pun situasi yang kita hadapi saat ini, percayalah bahwa Tuhan selalu bekerja mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Ia bahkan mampu mengubah krisis menjadi sebuah kesempatan untuk membawa hidup kita naik ke level yang lebih baik. [KH]